Selasa, 12 Juli 2016

Paradigma Kurikulum Berbasis Kompetensi

  

Pendidikan berbasis kompetensi adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan untuk menyiapkan lulusannya menguasai seperangkat kompetensi yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya kelak. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebisaan berfikir dan bertindak (Balitbang Depdiknas, 2002).

Pendidikan berbasis komptensi menekankan pada penguasaan kompetnsi yang dibutuhkan masyarakat sebagai sasaran kegitan pendidikan, kegiatan pendidikan berpusat pada siswa, pemberian waktu yang cukup untu menguasaan suatu tugas pembelajaran sebelum melanjutkan ke tugas pembelajaran berikutnya. Persyaratan yang harus di lengkapi adalah kriteria ketuntasan dalam menyelesaikan suatu tgas pembelajaran.

 

Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi  tertentu. Saulor (dalam Gafur dkk. 2001) mengartikan kurikulum berbasis kompetensi sebagai rancangan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan atas seperangkat kompetensi khusus, yang harus dipelajari dan atau ditampilkan siswa. Seperangkat kompetensi tersebut pada akhirnya akan menggambarkan sebuah profil kompetensi yang utuh, terukur dan teramati.

Prinsip-prinsip umum dalam pengembangan KBK adalah sebagai berikut;

a.      Dokumen kurikulum sebaiknya mampu beradaptasi dengan perubahan dan tidak terkesan seperti resep. Artinya, kurikulum hendaknya berisikan prinsip-prinsip pokk dan bersifat fleksibel, sehingga mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman.

b.      Pengembangan kurikulum sesuai dengan proses akreditasi, yang memungkinkan mata pelajaran dimodifikasi. Maksudnya, pengembangan atau perubahan kurikulum hendaknya didasarkan atas hasil akreditasi. Hasil akreditasi yang positif dipertahankan, sedangkan hasil akreditasi yang negatif diperbaiki.

Menurut Kiensmen (1992) model kurikulum mencakup; (1) tujuan pembelajaran (2) isi pembelajaran (3) matire (sifat) pembelajaran (4) proses pembelajaran (5) penilaian dan evaluasi pembelajaran. Adapun isu penting dalam pengembangan kurikulum mencakup; (1) kemampuan menerjemahkan standar menjadi kurikulum/silabus, (2) peran stuktur modular dalam proses kurikuler (3) implementasi kurikulum dan (4) struktur sistem pembelajaran dan organisasi serta efek lain pada penyampaian kurikulum.

Pengembangan KBK, harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetasi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan memiliki kompetensi selektif mungkin. Proses pengembangan KBK juga menggunakan asumsi bahwa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu.

Siskandar, menjelaskan bahwa materi pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1994 yang dipakai sekolah-sekolah pada waktu lalu. Ciri yang membedakan antara kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah di dalam menjabarkan materi kurikulum yang bersifat nasional melalui silabus.

 

Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah program pembelajaran di mana hasil belajar atau komptensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. Sistem penyampaian dan indicator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai (Mc Ashan dalam Gafur, 2001).

Dalam pembelajaran berbasis komptensi perlu ditenttukan standar komptensi yang harus dikuasai siswa. Sesuai dengan pendapat tersebut, komponen pokok pembelajaran berbasis kompetensi adalah; (1) kompetensi yang akan dicapai (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi (3) sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi.

Kompentensi yang harus dikuasi oelh siswa perlu dirumuskan secara jelas dan spesifik.menurut Mc Ashlan (dalam Gafur, 2001) perumusan tersebut hendaknya didasarkan atas prinsip relevansi dan konsistensi antar kompetensi dengan materi yang dipelajari, waktu yang tersedia, dan kegiatan serta lingkungan belajar yang digunakan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan perumusan yang jelas dan spesifik, antara lain dengan melaksanakan analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh profesi dan pendapat ahli bidang studi (pakar), pendekatan teoritik dan telaah buku teks yang relevan dengan materi yang dipelajari (Kaufman dan Bratton, 1992).

Konsep pembelajaran bebasis kompetensi mensyaratkan dirumuskan secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan adanya tolokukur pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran siswa akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak perlu yaitu materi yang tidak menunjang tercapainya penguasaan kompetensi.

Di dalam kurikulum ini, silabus adalah isi kompetensi dan elaborasi (uraian dan rincian) materi pelajaran, pembelajran dan penilaian serta pengalokasian waktu yang disusun sesuai dengan semester dan kelas masing-masing. Silabus juga sebagai bentuk operasional kompetensi dan materi pelajaran pokok sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengelola kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran kompetensi diarahkan bukan hanya ditujukan terhadap guru, tetapi juga anak sebagai peserta didik harus diperhatikan sejauhmana kemampuan skill dan intelegensinya.

Jujur

  J u j u r   Wajib bagi kamu yang berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke ...