Minggu, 14 November 2021

 

Saatnya Ki Sunda Jadi Pemimpin Bangsa

 

Pemilihan presiden Indonesia telah masuk periode kedepalan, tepatnya periode 2019-2024. Dari sejumlah nama mulai dari Soekarno presiden pertama sampai pada Joko Widodo, saat ini mencalonan kembali, tak satupun ada nama yang berasal dari tatar sunda (Jawa Barat). Mengapa orang sunda belum pernah ada yang menjadi presiden?. Pertanyaan ini dirasa sederhana, dan bukan pertanyaan yang pertama kalinya. Pertanyaan seperti ini hampir di setiap waktu pemilihan presiden terlontar, mulai dari obrolan di warung kopi sampai pada ruang seminar sekalipun. Tapi tak satupun tokoh yang ditawarkan untuk ditampilkan di arena tertinggi kancah politik Indonesia. Padahal bila ditelisik lebih jauh lagi, pasti banyak tokoh orang sunda yang memiliki kemampuan untuk tampil sebagai presiden atau wakil presiden. Tuntutan untuk jadi pemimpin bangsa ini, tentunya bukan hanya untuk memikirkan tanah sunda semata, tetapi lebih jauhnya lagi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.  

Untuk pemilihan presiden dan wakil presiden saat ini memang sudah tertutup. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan dua calon pasangan presiden dan wakil presiden. Artinya untuk saat ini tertutup sudah orang sunda untuk ikut memperebutkan suara masyarakat Indonesia dalam rangka “merebut istana”. Akan tetapi hal ini untuk bahan pemikiran dan disiapkan di periode selanjutnya.

Kontribusi urang sunda dalam level tertinggi eksekutif baru sebatas di era Soeharto. Nama Umar Wirahadikusumah pernah menjabat sebagai wakil presiden. Setelah itu tak ada nama lagi yang datang dari tatar sunda, apalagi menduduki jabatan presiden maupun wakil presiden. Padahal, dari sejumlah nama yang memiliki peran dalam kancah politik Indonesia, banyak urang Sunda yang eksis di lingkungan legislatif. Sebut saja, Ginandjar Kartasasmina, Popong Otje Djundjunan. Kedua tokoh ini sampai sekarang masih eksis dalam percaturan politik tanah air dan tentunya ia memiliki pengaruh dari ketokohannya. Sudah barang tentu sebagai keturunan sunda dan nyunda bisa menjadi jadi wakil dari urang sunda.  Bahkan Ginandjar Kartasasmita sendiri sangat berpengaruh di Paguyuban Pasundan tempat berkumpulnya Urang Sunda untuk mikirkeun nasib urang sunda mulai dari budaya, ekonomi bahkan bisa jadi pembahasan politik pun ada di ruang ini. Keberadaan paguyuban ini bukan hanya untuk orang sunda semata, tetapi juga bagi mereka yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat sunda.

Ada beberapa alasan mengapa orang sunda sudah selayaknya jadi peminmin bangsa. Pertama, secara geografis, Jawa Barat jelas menopang untuk pembangunan Ibu Kota Jakarta. Pembangunan di beberapa kota penyangga Jakarta; Bekasi, Bogor, Depok,  memberi dampak signifikan dalam tata kelola kota perluasan dari ibu kota Jakarta. Sudah barang tentu akan sangat paham terhadap apa yang diharapkan dalam rangka pembangunan Jakarta dan wilayah sekitarnya. Kedua, dilihat dari sisi kebudayaan, orang sunda memiliki karakteristik manusia yang lemah lembut, tidak ngotot, tidak keras. Mereka bersikap baik kepada para pendatang. Dalam istilah sunda disebutkan ‘someah hade kasemah’. Karena sifat seperti ini orang sunda akan mudah diterima oleh suku-suku yang ada di Indonesia. Politik identitas akan mudah hilang, karena orang sunda sendiri tidak pernah membeda-bedakan kelompok maupun golongan. Bahkan terbuka untuk siapapun, di manapun dan kapanpun untuk bisa diajak bicara. Ketiga, dilihat dari aspek ilmu geografi, istilah sunda sangat mendominasi nama wilayah yang ada d Indonesia. Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Tanah Jawa adalah gugusan yang biasa disebut dengan istilah sunda besar.  Sementara untuk wilayah kepulauan kecil di wilayah Indonesia timur disebut dengan gugusan kepulauan sunda kecil. Dilihat dari istilah ‘sunda’ dari sejumlah nama untuk gugusan kepulauan di Indonesia menjadi bukti bahwa ‘sunda’ bukanlah istilah untuk lokal semata, tetapi sudah menjadi nama yang besar untuk Indonesia.

 

Lahan Kaum Muda

Ke depan, harus sudah saatnya warga sunda (warga Jawa Barat) memiliki keinginan yang kuat menyodorkan putra terbaiknya untuk menjadi pemimpin bangsa. Saat ini orang sunda yang bisa dipersiapkan di masa mendatang untuk jadi pemimpin bangsa sebut saja nama Yuddi Chrisnandi. Pria kelahiran Bandung 29 Mei 1968 ini adalah sosok yang patut diperhitungkan ke depan. Bermula dari kiprahnya di legislatif pusat, kemudian menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi  Birokrasi di era Jokowi, dan saat ini sebagai Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Armenia dan Geogia, tentunya sudah banyak pengalaman yang ia peroleh dalam mengurus kepemerintahan. Selain aktif di lingkungan kepemerintahan, ia juga dibesarkan di lingkungan kampus dan aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Sebelum terjun ke dunia politik Yuddy Chrisnandi lebih dikenal sebagai seorang akademisi. Ia pernah mengajar pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Dengan segudang pengalaman baik politik, kepemerintahan, lingkungan kampus dan organisasi kemasyarakatan, ini menjadi bekal yang kuat dalam rangka mempersiapkan pertarungan politik ke depannya.

Nama Yuddy Chrisnandi sendiri pernah mencuat dalam pilpres beberapa waktu lalu. Komunitas Paguyuban Pasundan menilai figur warga sunda ini dianggap sudah waktunya untuk ikut terjun dalam pilres. Di mata Paguyuban Pasundan, sosok Yuddy Chrisnandi sangat cocok untuk ditawarkan untuk jadi pemimpin bangsa. Walaupun pada kenyataanya saat ini dua calon pasangan presiden dan wakil presiden tidak ada dari tanah pasundan.

Melihat potensi urang sunda ikut andil dalam memimpin bangsa, sudah seyogianya para elit, tokoh, mulai mempersiapkan lahan bagi muda untuk melanjutkan cita-cita orang sunda menjadi pemimpin bangsa. Sebagai entitas terbesar kedua di Indonesia dan menyumbang 20 persen suara nasional, inilah saatnya warga sunda mendikte perpolitikan nasional. Orang sunda bukan hanya duduk sebagai penonton, tetapi lebih jauhnya lagi berperan sebagai pemain dan bisa memenangkan pertandingan. Di sini, ‘Ki sunda’ harus benar-benar menjadi sosok yang diperhitungkan dalam percaturan politik tanah air. Semoga.

Jujur

  J u j u r   Wajib bagi kamu yang berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke ...